Kamis, 08 Maret 2012

pencipta


















Allah pencipta langit dan bumi,pencipta malaikat-malaikat, pencipta semesta alam yang semuanya itu adalah sebagai bukti atas kekuasaan dan kebenarannya.yang terdapat dalam sura 'Faathir'  surah ini dinamai juga dengan "surah Malaikat" karena pada ayat pertama di sebutkan bahwa Allah telah menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusannya yang mempunnhyai beberapa sayap  1.keimanan: Bukti-bukti kekuasaan 
Allah dan nikmat-nikmat yang telah di anugrakannya; Allah menciptakan malaikat yang di kehendakinya; bukti-bukti atas kebenaran adanya hari bangkit.         2. kesenangan hidup di dunia adalah sementara ;menguatkan hati Rasullah s.a.w. dalam menyeru oarang-orang kafir dengan mengingatkannya kepada rasul-rasul yang terdahulu dan oarang-orang yang mendustakannya; seruan kepada manusia supaya mengerjakan amalan yang baik dan meninggalkan pekerjaan yang buruk supaya jangan mengikuti langka setan; tiap-tiap oarang memikul dosanya sendiri; manusia adalah Khalifa Allah di muka bumi; gambaran akibat yang di terima oleh oarang mu'min dan orang-ortang kafir; tingkatan orang-orang mukmin.



Jumat, 02 Maret 2012

tahun hari sipaka ini



TAHUN RAYA SIAPAKA INI
Tahun akhir masehi adalah waktu yang sangat di nantikan oleh sebagian umat manusia. Lebih terkhusus. Pada saat itu mereka hari raya mereka natal.
Demikianlah mereka menyebutnya.
Namun bukan pembahasan kita hari ini untuk membahas tetentang keadaan mereka dan hari raya mereka akan tetapi sesuatu yang berkaitan dengan aqidah dan prinsip kita sebagai seorang muslim.
Mungkin kita sering mendengar atau bahkan melihat sendiri seabagian kaum muslimin memberi ucapan selamat atau bahkan ikut serta menghadiri perayaan hari raya tersebut.hal ini mungkin dianggap sekalian orang sebagai suatul yang bisa. Namun jika kita ingin melihat lebih jauh, niscal yang bisa. Namun jika kita ingin melihat lebih jauh, niscaya kita akan mengetahui – biiznillah bahwa hal ini sangat bertentangan dengan ajaran agama kita, islam.
Allah ta’ala menjelaskan tentang  sifat hambahnya yang senantiasa tunduk dan taat kepada-nya sebabagai pujian, sebagai berikut, sebgai mana firmannya; dan mereka  menyaksikan Az-Zurr (keudstaan )”( Al furqan: 72)
Di riwyat kan oleh abuh bakar al khkallal Muhammad bin sirin tentang ayat ini, beliau berkata “( Az-zur ) adalah Asy Sya’ anin (salah satu hari raya kaum nasrani)’
Dan demikian pula dari mujahit dan Ar Rabby ‘ bin annas keduanya berkata ; yang di maksud “Az-zuur adalah perayaan-perayaan kaum musrikin. Al qhodhi Abuh ya’ala mengatakan ; ( ayat ini berkenaan tentang )permasalahan berupa larangan dari menghadiri perayaan kaum musyrik. Abu Syikh alsahabani meriwayatkan dari ad Dhahak bahwa ia mengatakan ; “ (itu) hari raya kaum musrikin.(iqtidha ash shirothi al mustakim )
Dari ayat di atas beserta penjelasan para ulama tersebut menunjukan kepada kita bahwa diantra ciri hambah Allah yang taat adalah tidak menghadiri prayaan kaum musrikin sebagai bentuk berlebas ) diri serta pengingkaran terhadap kefukuran dan kebatilan yang ada pada mereka.
Dalam riwayat imam musilim dari   Abu sya’id al kudri Radhialladhu anhu bahwa Rassulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda ;
“barang siapa dari kalian yang melihat kemjungkaran maka hendaknnya dia ubah dengan tangannya, bila ia tdak mampu  maka dengan lisannya, apa bila ia tidak mampu(juga) maka dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah.” Dalam riwayat lain di sebutkan “dan tidak ada setelah itu keimanan sedikitpun.
Ini berarti wajib setiap muslim untuk mengingkari setiap kemungkaran. Dan ini di sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Minimal dengan hatinya yaitu benci dan tidak ridha dengan kemungkarannya, lalu bagaimana ia bisa mengingkarinya !
Sabit bin andhahak berkata ; Ada seorang yang bernazar pada masa rasulullah SWT dan berkata mereka menjawab ; tidak ada. Maka rasulullah SWT berkata ; tunaikanlah nazharmu karena tidak boleh menunaikan nadzar dalam rangka bermaksiad kepada Allah dan tidak pulah pada perkara yang tidak di mlliiki oleh anak adam.
Dari hadiz di atas telah di pahami bahwa apabila di daerah buwana tersebut pernah ada persembahan  buwana tersebut pernah ada persembahan yang di sembah atau perna ada peryaan jahiliya yang di selenggarakan maka tidak boleh menunaikan nadzarnya di tempat tersebut walaupun di tunjukan kepada Allah. Karena nadzar itu telah menjadi nadzar yang maksiat.
Dan rasulullah SW bersabda tanaikanlah nasdzar mu karena tidak boleh menunaikan nadzar dalam rangka berkermaksiat di jalan Allah.”
 Maka apabila berkurban yang itu adalah ibadah kepada Allah – di bekas tempat peryaan kaum zahiliyah (walau telah hilang dan di tinggalkan ) itu di larang, maka bagaimana lagi apabila besrtepatan dengan waktu parayaan itu sendri, ia melakukan ritual yang biasa di lakukan pada saat itu oleh kaum jahiliyah.
Dan apabila mengkhusukan bekas tempat perayaan mereka untuk besribadah (saja ) tesrlarang , maka bagaimana lagi dengan melakkan perayaan itu  sendiri ?
Maka itu semua menunjukan larangan yang keras untuk melakukan hal-hal  yang terkait dengan peryaan  kaum jahiliyah (selain islam –pen) apapun bentuknya. Dan perayaan –peryaan orang kafir dari ahlul kitab (yahudi) dan nasrani dan ummiyin (kaum musrikin dan oarang kafir selain ahlul kitab) adalah sama dalam (tinjauan) agama islam. (iqtida ash shirathi al mustakim).