Kamis, 08 Maret 2012
Jumat, 02 Maret 2012
tahun hari sipaka ini
TAHUN RAYA SIAPAKA INI
Tahun akhir masehi adalah waktu yang sangat di nantikan oleh sebagian umat manusia. Lebih terkhusus. Pada saat itu mereka hari raya mereka natal.
Demikianlah mereka menyebutnya.
Namun bukan pembahasan kita hari ini untuk membahas tetentang keadaan mereka dan hari raya mereka akan tetapi sesuatu yang berkaitan dengan aqidah dan prinsip kita sebagai seorang muslim.
Mungkin kita sering mendengar atau bahkan melihat sendiri seabagian kaum muslimin memberi ucapan selamat atau bahkan ikut serta menghadiri perayaan hari raya tersebut.hal ini mungkin dianggap sekalian orang sebagai suatul yang bisa. Namun jika kita ingin melihat lebih jauh, niscal yang bisa. Namun jika kita ingin melihat lebih jauh, niscaya kita akan mengetahui – biiznillah bahwa hal ini sangat bertentangan dengan ajaran agama kita, islam.
Allah ta’ala menjelaskan tentang sifat hambahnya yang senantiasa tunduk dan taat kepada-nya sebabagai pujian, sebagai berikut, sebgai mana firmannya; dan mereka menyaksikan Az-Zurr (keudstaan )”( Al furqan: 72)
Di riwyat kan oleh abuh bakar al khkallal Muhammad bin sirin tentang ayat ini, beliau berkata “( Az-zur ) adalah Asy Sya’ anin (salah satu hari raya kaum nasrani)’
Dan demikian pula dari mujahit dan Ar Rabby ‘ bin annas keduanya berkata ; yang di maksud “Az-zuur adalah perayaan-perayaan kaum musrikin. Al qhodhi Abuh ya’ala mengatakan ; ( ayat ini berkenaan tentang )permasalahan berupa larangan dari menghadiri perayaan kaum musyrik. Abu Syikh alsahabani meriwayatkan dari ad Dhahak bahwa ia mengatakan ; “ (itu) hari raya kaum musrikin.(iqtidha ash shirothi al mustakim )
Dari ayat di atas beserta penjelasan para ulama tersebut menunjukan kepada kita bahwa diantra ciri hambah Allah yang taat adalah tidak menghadiri prayaan kaum musrikin sebagai bentuk berlebas ) diri serta pengingkaran terhadap kefukuran dan kebatilan yang ada pada mereka.
Dalam riwayat imam musilim dari Abu sya’id al kudri Radhialladhu anhu bahwa Rassulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda ;
“barang siapa dari kalian yang melihat kemjungkaran maka hendaknnya dia ubah dengan tangannya, bila ia tdak mampu maka dengan lisannya, apa bila ia tidak mampu(juga) maka dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah.” Dalam riwayat lain di sebutkan “dan tidak ada setelah itu keimanan sedikitpun.
Ini berarti wajib setiap muslim untuk mengingkari setiap kemungkaran. Dan ini di sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Minimal dengan hatinya yaitu benci dan tidak ridha dengan kemungkarannya, lalu bagaimana ia bisa mengingkarinya !
Sabit bin andhahak berkata ; Ada seorang yang bernazar pada masa rasulullah SWT dan berkata mereka menjawab ; tidak ada. Maka rasulullah SWT berkata ; tunaikanlah nazharmu karena tidak boleh menunaikan nadzar dalam rangka bermaksiad kepada Allah dan tidak pulah pada perkara yang tidak di mlliiki oleh anak adam.
Dari hadiz di atas telah di pahami bahwa apabila di daerah buwana tersebut pernah ada persembahan buwana tersebut pernah ada persembahan yang di sembah atau perna ada peryaan jahiliya yang di selenggarakan maka tidak boleh menunaikan nadzarnya di tempat tersebut walaupun di tunjukan kepada Allah. Karena nadzar itu telah menjadi nadzar yang maksiat.
Dan rasulullah SW bersabda tanaikanlah nasdzar mu karena tidak boleh menunaikan nadzar dalam rangka berkermaksiat di jalan Allah.”
Maka apabila berkurban yang itu adalah ibadah kepada Allah – di bekas tempat peryaan kaum zahiliyah (walau telah hilang dan di tinggalkan ) itu di larang, maka bagaimana lagi apabila besrtepatan dengan waktu parayaan itu sendri, ia melakukan ritual yang biasa di lakukan pada saat itu oleh kaum jahiliyah.
Dan apabila mengkhusukan bekas tempat perayaan mereka untuk besribadah (saja ) tesrlarang , maka bagaimana lagi dengan melakkan perayaan itu sendiri ?
Maka itu semua menunjukan larangan yang keras untuk melakukan hal-hal yang terkait dengan peryaan kaum jahiliyah (selain islam –pen) apapun bentuknya. Dan perayaan –peryaan orang kafir dari ahlul kitab (yahudi) dan nasrani dan ummiyin (kaum musrikin dan oarang kafir selain ahlul kitab) adalah sama dalam (tinjauan) agama islam. (iqtida ash shirathi al mustakim).
Langganan:
Postingan (Atom)